Selasa, 20 November 2012

Galau itu...


Sendiri, sendiri ku diam,
diam dan merenung
Merenungkan jalan yang kan membawaku pergi
Pergi tuk menjauh, menjauh darimu
Darimu yang mulai berhenti
Berhenti mencoba, mencoba bertahan
Bertahan untuk terus bersamaku

Ku berlari kau terdiam
Ku menangis kau tersenyum
Ku berduka kau bahagia
Ku pergi kau kembali
Ku coba meraih mimpi
Kau coba ‘tuk hentikan mimpi
Memang kita takkan menyatu

Bayangkan.. bayangkan ku hilang,
hilang tak kembali Kembali untuk mempertanyakan lagi cinta
Cintamu yang mungkin, mungkin tak berarti Berarti untuk ku rindukan

Ku berlari kau terdiam
Ku menangis kau tersenyum
Ku berduka kau bahagia
Ku pergi kau kembali

Ku coba meraih mimpi
Kau coba ‘tuk hentikan mimpi
Memang kita takkan menyatu

Ini harusnya kita coba saling melupakan
Lupakan, lupakan kita pernah saling bersama

Ku berlari kau terdiam
Ku menangis kau tersenyum
Ku berduka kau bahagia
Ku pergi kau kembali

Ku coba meraih mimpi
Kau coba ‘tuk hentikan mimpi
Memang kita takkan menyatu

Syair lagu di atas diketik secara  lengkap sebagai status salah seorang teman saya di Facebook. Saya yakin seseorang tidak akan repot-repot menuliskan lagu itu di facebook, bila tidak mengalami atau merasakan syair dalam lagu di atas. Ya lagu di atas diciptakan oleh Aldi Nada Permana dengan judul “Takkan menyatu”, dan dinyanyikan oleh penciptanya sendiri bahkan sudah terunggah di situswww.youtube.com
 sebelum lagu ini booming.
Namun lagu  ini baru terkenal di jagat musik Indonesia ketika dipopulerkan oleh Cakra Khan dengan judul “Harus Terpisah” ditambah dengan suara khasnya yang serak, berat, dan penuh penghayatan. Lagu ini pun menjadi trend saat ini. Lagu ini menjadi “gua banget” bagi seseorang yang menulisnya di twitter, di facebook, dll.

Populer atau tidaknya sebuah lagu mau tak mau sangat dipengaruhi oleh pasar atau dalam hal ini disebut sebagai penikmat musik. Namun tema besar yang bisa disebut sebagai garansi populernya sebuah lagu adalah apabila menyangkut cinta. Tak bisa dipungkiri bahwa tema cinta tidak akan pernah habis dikupas dalam sebuah lagu. Cinta dalam berbagai kemasan, cinta dalam berbagai sudut pandang. Hari ini mungkin tema cinta yang populer adalah cinta yang universal yang menyangkut seluruh manusia, esoknya mungkin adalah cinta antara dua insan. Kemarin adalah cinta dalam balutan perselingkuhan, hari ini adalah cinta yang tak jelas arah dan tujuannya seperti lagu di atas. Dan lagu yang populer saat ini adalah lagu dengan tema cinta yang penuh carut marut, kerumitan dan menyita banyak perhatian atau yang saat ini populer disebut galau....

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) galau itu artinya: sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran).
Dengan melihat fakta bahwa lagu yang populer saat ini dan digandrungi oleh banyak orang terlebih khusus oleh anak remaja adalah lagu-lagu yang bertema kegalauan, maka kita mendapati kenyataan bahwa generasi masa kini adalah generasi yang dipenuhi oleh kegelisahan dan rasa tak aman. Bukankah kegalauan akan hinggap dalam jiwa manusia apabila seseorang tersebut merasa tak aman karena merasa tidak ada tempat atau figur yang bisa dipercayai sehingga pikiran dipenuhi oleh kekalutan? Akhirnya jalan keluar yang dipilih untuk melampiaskan ketidakamanan itu pun beragam. Entah melalui komunitas, kegiatan tertentu, atau seperti cara di atas,  seni (baca:musik).

Harus kita sadari bahwa setiap perkataan atau ide yang kita tangkap lewat mata dan telinga kita, akan masuk dalam pikiran kita dan diolah oleh otak kita. Bila ide tersebut tersimpan lama dalam pikiran kita, pikiran itu yang akan membentuk sistem nilai dalam diri kita, dan sadar atau tidak sadar sistem nilai itu akan membentuk karakter kita. Dan bila kata-kata ini dikemas dalam bentuk musik maka hasilnya sangat berdampak besar.
Saya pun tak heran bila mendengar komentar para penikmat musik galau bahwa lagu Cakra Khan di atas adalah “gua banget”dan teman saya di facebook menulis syair di atas secara lengkap karena mereka mendengar kata-kata di atas lewat permainan musik yang memang apik dan menyentuh hati, dinyanyikan oleh penyanyi yang memang suaranya bagus, dan permainan kata yang menarik. Dan perpaduan yang pas di atas diterima oleh pikiran mereka, sehingga mereka pun mengamini “kata-kata” Cakra Khan sebagai “kata-kata” mereka sendiri. Mereka mendapat pelampiasan kegalauan :)

Kalau ditelisik lebih mendalam, kata-kata Cakra Khan di atas adalah sebuah perenungan. Perenungan akan perjalanan cintanya dengan sang kekasih bagai telur  di ujung tanduk. Dia melihat ke belakang bagaimana mereka semakin tak seiring sejalan ketika sedang menjalin hubungan yang bila dipikirkan akan semakin membuat pikiran kacau dan ramai dan akhirnya sampai pada satu kesimpulan bahwa mereka takkan mungkin menyatu. Sampai di sini saya setuju dengan sang pencipta lagu, perjalanan cinta harus dievaluasi. Apakah sudah berjalan sebagaimana mestinya, apakah kita dan pasangan kita memang seiring sejalan, memiliki kesamaan tujuan dan arah yang jelas dalam hubungan ini. Saya setuju hanya sampai di sini. Selanjutnya saya tidak setuju.
Mengapa? Karena lagu ini hanya sampai pada suatu kesimpulan bukan pada suatu keputusan dan suatu tindakan nyata! Mengakhiri hubungan atau melanjutkan hubungan dengan resiko sakit hati tak terperi!

Inilah gambaran menyedihkan para generasi yang galau. Pikirannya dipenuhi dengan berbagai hal, penuh kegelisahan, kekalutan namun enggan untuk mengambil keputusan atau tindakan. Lebih memilih untuk tidak melakukan apa-apa dan terus-menerus gelisah. Bingung memilih putus atau tidak dengan pacarnya meskipun sudah tidak seiring sejalan dan memasang status: It’s complicated. Lebih memilih Hubungan Tanpa Status, karena enggan berkomitmen dan tidak ingin terikat.

Dan marilah kita mencoba untuk adil melihat masalah ini. Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya Bumi Manusia,menulis : Seorang terpelajar adalah seorang yang adil pertama-tama dalam pikirannya.
Lagu di atas adalah gambaran perasaan menurut sudut pandang yang diwakili oleh penyanyinya seolah penyanyi adalah seorang yang disakiti dan dilukai. Marilah berandai-andai, kita bertanya pada sang kekasih, mengapa saat si Cakra berlari sang kekasih ini terdiam, saat menangis sang kekasih malah tersenyum,  saat berduka sang kekasih malah berbahagia, saat pergi sang kekasih malah kembali? Pasti ada alasannya. Mungkin saja ketika melihat Cakra berlari, kekasihnya bingung, tak tahu harus berbuat apa karena Cakra tiba-tiba berlari dan tidak memberi tahu kekasihnya agar ikut lari bersama. Mungkin saja ketika Cakra menangis, sang kekasih melihat bahwa Cakra meskipun adalah seorang lelaki namun adalah seorang yang rapuh dan sangat membutuhkan dirinya, sehingga sang kekasih pun tersenyum menyadari bahwa sebagai wanita ia dihargai sebagai seorang penolong yang sepadan. Ingatlah tidak ada akibat tanpa sebab. Apa yang ditabur, itulah yang dituai.
Galau membuat seseorang fokus pada dirinya sendiri, bukan pada orang lain. Galau hanya berpikir aku..aku..aku..,mengapa terjadi pada aku...aku...aku..., akulah...akulah...akulah.

Dan betapa hebatnya pengaruh musik pada jiwa kita. Bagi kita para penikmat musik, saya kutipkan tulisan dari Slamet Abdul Sjukur yang pernah disampaikan pada suatu ceramah pada tahun 1993 tapi masih relevan sampai saat ini biar menjadi bahan awasan buat kita, adek, kakak, teman-teman, dan orang-orang yang kita sayangi :
Yang namanya “musik” ialah yang selama ini ditunggangi oleh kata atau lirik lagu, gemerlap lampu dan goyang gaya TV yang sangat miskin itu.
Dalam budaya “ayam goreng” yang menjadi trend orang-orang kota sekarang ini, selera kita lebih tertuju pada tepung pembungkus dan sausnya daripada rasa ayamnya sendiri, sehingga misalnya ayamnya itu diganti dengan gombal kaus-kaki pun, orang tidak perduli. Demikianlah gambaran musik kita dewasa ini.

Galau adalah perasaan yang wajar dan manusiawi. Kita harus bersyukur Tuhan memberi kita perasaan ini sehingga akhirnya kita bisa mengerti betapa rapuh dan tidak berdayanya kita, sehingga kita membutuhkan ketenangan bagi jiwa kita. Namun jika galau itu terus merajai pikiran kita tanpa henti, maka kita perlu bertanya pada diri kita, apakah kita sedang mengakui Tuhan dan keMahakuasaan-Nya? Sebagai orang beriman, kita pasti tahu jawaban Tuhan atas kegalauan kita: ”Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat,  Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanmu pun ringan(Matius 11:28-30) Tak pelak lagi, galau juga adalah peringatan bagi kita agar kita mengecek fokus pikiran kita. Apakah kita hanya fokus pada diri kita sendiri ataukah kini saatnya fokus kita kita tujukan kepada Allah dan rencanaNya? Setiap kita diberi tanggung jawab dan panggilan unik dari Dia untuk kita hidupi dan kita jalani. Galau itu terjadi ketika kita ingin melepas kuk itu dan ingin absen dari tugas belajar dari Allah.

Mengalami galau adalah hal yang wajar. Tetapi menjadi galau dan galau terus-menerus adalah pilihan. Kamu pilih mana? :D

Senin, 09 Agustus 2010

wanita susah diajak bahagia

Wanita susah diajak bahagia

Jika dikatakan cantik dikira menggoda ,
jika dibilang jelek di sangka menghina..
Bila dibilang lemah dia protes,
bila dibilang perkasa dia nangis .

Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin genteng, nolak
(sambil ngomel masa disamakan dengan cowok)

Maunya emansipasi, tapi disuruh berdiri di bis malah cemberut
(sambil ngomel,Egois amat sih cowok ini tidak punya perasaan)

Jika di tanyakan siapa yang paling di banggakan, kebanyakan bilang Ibunya ,
tapi kenapa ya ..... lebih bangga jadi wanita karir,
padahal ibunya adalah ibu rumah tangga

Bila kesalahannya diingatkankan,
mukanya merah..
bila di ajari mukanya merah,
bila di sanjung mukanya merah
jika marah mukanya merah,kok sama
semua ? bingung !!

Di tanya ya atau tidak, jawabnya diam;
ditanya tidak atau ya, jawabnya diam;
ditanya ya atau ya, jawabnya :diam,
ditanya tidak atau tidak, jawabnya ; diam,
ketika didiamkan malah marah
(repot kita disuruh jadi dukun yang bisa nebak jawabannya).

Di bilang ceriwis marah,
dibilang berisik ngambek,
dibilang banyak mulut tersinggung,

tapi kalau dibilang S u p e l
wadow seneng banget...padahal sama saja maksudnya.

Dibilang gemuk engga senang
padahal maksud kita sehat gitu lho

dibilang kurus malah senang

padahal maksud kita "kenapa elho jadi begini !!!"

Itulah WANITA makin kita bingung makin senang DIA !



pria mau menang sendiri..... .

Jika kamu memperlakukannya dengan baik, dia pikir kamu jatuh cinta
padanya..... .... Jika tidak, kamu akan dibilang sombong.

Jika kamu berpakaian bagus, dia pikir kamu sedang mencoba untuk
menggodanya. Jika tidak, dia bilang kamu kampungan.

Jika kamu berdebat dengannya, dia bilang kamu keras kepala.
Jika kamu tetap diam, dia bilang kamu nggak punya otak.

Jika kamu lebih pintar dari pada dia, dia akan kehilangan muka..
Jika dia yang lebih pintar, dia bilang dia paling hebat.

Jika kamu tidak cinta padanya, dia akan mencoba mendapatkanmu.
Jika kamu mencintainya, dia akan mencoba untuk meninggalkanmu.

Jika kamu beritahu dia masalah mu, dia bilang kamu menyusahkan.
Jika tidak, dia bilang kamu tidak mempercayai mereka.

Jika kamu cerewet pada dia, kamu dibilang seperti seorang pengasuh
baginya. Tapi jika dia yang cerewet ke kamu, itu karena dia perhatian.

Jika kamu langgar janji kamu, kamu tidak bisa dipercaya.
Jika dia yang ingkari janjinya, dia melakukannya karena terpaksa.

Jika kamu merokok, kamu adalah cewek liar !
Tapi kalo dia yang merokok, dia adalah seorang gentleman, wuiihh..!

Jika kamu menyakitinya, kamu dibilang perempuan kejam..
Tapi jika dia yang menyakitimu, itu karena kamu terlalu sensitif dan
terlalu sulit untuk dibuat bahagia !!!!!

Jika kamu mengirimkan ini pada cowok-cowok, mereka pasti bersumpah kalau
ini tidak benar. Tapi jika kamu tidak mengirimkan ini pada mereka, mereka
akan bilang kamu egois.

Polaris

Polaris

Malam ini saya sedang menatap langit,
terdiam dan tak melangkah setapak pun
karena aku tersesat di hutan…

Tiba-tiba Polaris muncul
cahayanya perlahan-lahan semakin terang
polaris sang bintang kutub utara,
aku berdiri dengan gentar,
entah takut atau senang…
karena sebentar lagi aku akan melangkah

Aku percaya pada polaris,
karena jika bintang sagitarius, kartika, dan lain-lain akan berpindah tempat, akibat pengaruh peredaran bumi,
maka bintang polaris tetap pada tempatnya,
itu makanya kalo tersesat di hutan, carilah bintang polaris di langit, maka akan memberi petunjuk arah yang jelas

Jika kamu bertanya mengapa saya masih menunggu, jawabannya adalah saya menantikan polaris bersinar
Polaris ialah petunjuk Tuhan yang tak mungkin berubah, tak dipengaruhi oleh waktu, perasaan, dan selalu mendatangkan kebaikan bagi kita.

Kita takkan tahu kapan polaris itu akan bersinar dengan terang, tapi ketika polaris itu semakin jelas, maka kita pasti tahu kemana kita melangkah…

Ketika polaris itu bersinar, maka aku akan tahu apakah kita akan melangkah bertiga
Aku, engkau dan Tuhan

atau…
aku akan melangkah tanpamu
mungkin aku akan menangis, dan melangkah tertatih…
tapi tak mengapa
asal Tuhan selalu menggandeng tanganku dan berjalan bersamaku….

Senin, 15 Maret 2010

The Power of Judge

Saya mendapat pengalaman berharga pada hari minggu 2 hari yang lalu. Menyakitkan namun membuat saya berpikir tentang kehidupanku, dan hubungannya dengan orang lain dan juga hubungannya dengan kehadiranku di bangsa ini.
Pengalamannya seperti ini : saya melakukan sebuah kesalahan, yaitu menjatuhkan timba ke sumur ( hehehehehehe), saya menyadari bahwa saya salah dan berusaha untuk mengambil timba itu. Kemudian ada seorang oknum yang kemudian 'menyarankan' sebuah cara yang impossible yaitu dengan masuk ke sumur itu....
Saya menyadari sebenarnya maksudnya hanyalah untuk mengatakan bahwa saya salah, dan saya bertanggung jawab atas semua kesalahan itu.
Yang membuat saya merasa sesak adalah orang tersebut tidak ada niat untuk membantu, hanya melihat dan berdiri. Ada yang salah? sepertinya tidak, karena memang tidak ada kesalahan yang oknum tersebut buat.. Hanya diam dan melihat dan menantikan saya mengambil timba itu untuk dia pakai.
Akhirnya saya menyerah, saya tidak mampu sendiri, saya membutuhkan orang lain. Akhirnya saya memanggil 'bala bantuan' dari adik saya. Tidak ada keinginan sedikit pun untuk memanggil 'oknum' tersebut. Akhirnya adik saya mau membantu, tanpa keluhan dan pekerjaan untuk mengambil timba itu pun selesai.

Saya kemudian merenung..merenung...dan akhirnya saya memutuskan untuk menuangkan apa yang ada dalam pikiranku. Karena ternyata kita sering mengambil posisi seperti si 'oknum' tadi apalagi dengan status kita sebagai orang percaya.
Karena seringnya kita bergulat dengan hal-hal rohani, ketika kita melihat sesuatu yang tidak beres dengan standar kerohanian kita maka kita pun akan menjadi seorang hakim bagi sesama kita.
Tidak salah memang, ketika kita melihat sebuah kesalahan kemudian kita mengatakan bahwa itu salah. Namun kalau kita hanya terus berpijak pada posisi kita sebagai hakim, tentulah keputusan itu tidak bijak.

Apakah memang orang di sekitar kita tidak menyadari kesalahannya? Atau kalau kita mengambil dari konteks bangsa ini, apakah setiap orang yang melakukan kesalahan entah itu korupsi, main hakim sendiri, mengabsenkan teman-teman kantor, dll tidak menyadari bahwa mereka melakukan hal yang salah? Saya yakin bahwa di dalam hati nurani mereka pasti ada suara yang mengatakan itu salah, meskipun mereka terus menerus mencoba untuk menekan suara yang ada dalam hati mereka.

Sayangnya, sebagai orang-orang yang mengaku percaya kepada Kristus, kita seringkali menempatkan posisi kita seperti 'oknum' tadi. Berdiri bak seorang yang suci, menunjuk setiap orang bersalah, mengatakan kesalahan mereka, dan mencemooh mereka. Sampai di situ saja.
Ya sampai di situ saja, wajar saja jika sesama kita menganggap bahwa tidak ada kontribusi yang bisa kita berikan bagi negara ini.

Padahal yang mereka butuhkan adalah orang-orang yang mau peduli dengan diri mereka. Bukan orang yang hanya menunjuk apa kesalahan mereka. Tapi lebih dari itu, juga turut mengakui bahwa kesalahan dan dosa bangsa ini, kita pun turut andil di dalamnya. Berempati, menolong, menunjukkan care yang benar-benar tulus kepada mereka.

Saya tahu itu sulit, dan pasti ada ketakutan dalam diri kita. Tapi bukankah Ia sudah berjanji bahwa :" Aku akan menyertai kamu sampai kepada akhir zaman." ?

Sabtu, 16 Mei 2009

Thank you for the music

Music is the common language in this world. If you can't talk with other because of language constraint, music can help you. Because music is touching the soul the whole of the world. Music word come from the word muse which mean spirit. That's why, while people gathering in a place, which they are come from different countries, or languages, they will show the same reaction with kind of music they hear.